Bahasa Indonesia Ditolak, Jawab Bahasa Inggris Terbata-bata

Bahasa Indonesia Ditolak, Jawab Bahasa Inggris Terbata-bata
Yang Tersisa Dari Pemilihan Duta HIV-AIDS
Pemilihan Duta HIV-AIDS Tahun 2008 yang diselenggarakan Pemkot bekerjasama dengan Komisi Penanggulangan HIV-AIDS, ternyata mendapat tanggapan positif. Bukan hanya dari kalangan pelajar, tapi juga orang tua siswa. Terbukti, panitia mendapat telepon dari sejumlah orang tua yang menginginkan anaknya mengikuti pemilihan.

DALAM menjaring peserta, panitia melayangkan surat ke seluruh SMP dan SMA untuk mengirimkan wakilnya dalam ajang tahunan itu. Awalnya, panitia hanya memprediksi jumlah peserta berkisar 20-30 orang saja. Terlebih jika mengingat batasan usia dan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap peserta. Antara lain, usia 13-18 tahun dan harus bisa berbahasa Inggris aktif.

“Ternyata banyak yang berminat. Banyak orang tua siswa yang menghubungi panitia menanyakan kemungkinan putranya bisa mengikuti seleksi Duta HIV. Soalnya undangan yang kami kirimkan hanya meminta 2 perwakilan dari masing-masing sekolah. Makanya kami sampaikan, silakan putranya ikut, asal mendapat rekomendasi dari sekolah masing-masing,” tutur Ketua KPAD drg WH Agustini.

Setelah melewati seleksi berkas, akhirnya seleksi awal berupa tes tertulis, wawancara, dan presentasi digelar di Pendopo Rumah Jabatan Wali Kota. Berbagai pertanyaan dilontarkan dewan juri kepada peserta yang telah mempresentasikan pengetahuannya seputar HIV-AIDS.

Dalam tahap tersebut, peserta juga diuji kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Beberapa peserta terlihat dengan fasih menjawab pertanyaan berbahasa Inggris. Namun, ada juga beberapa peserta yang “blank” dan meminta diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan dalam bahasa Indonesia. “Maaf, saya bisa menjawab dalam bahasa Indonesia?” pinta salah seorang peserta.

Sayang, permintaan tersebut ditolak dewan juri. Sebab, dari awal seleksi, salah satu persyaratan yang harus dipenuhi peserta adalah bisa berbahasa Inggris aktif. Terpaksalah, dengan terbata-bata peserta tersebut menjawab pertanyaan. Kalimat yang terlontar pun akhirnya menjadi kalimat gado-gado, alias bahasa Inggris campur bahasa Indonesia.

Setelah melalui tes tertulis, wawancara dan presentasi, akhirnya terpilih 21 finalis yang dinyatakan lolos ke grand final dan diwajibkan masuk karantina untuk mendapatkan pembekalan, sebelum bertarung di babak grand final. Sebelumnya, dewan juri dan panitia juga sempat bersitegang, karena kuota yang disiapkan untuk masa karantina hanya 20 orang. Sementara, dewan juri menetapkan satu peserta lagi, yang berhak mendapat kesempatan untuk mengikuti masa karantina. Untunglah, masalah tersebut bisa segera diatasi. Bahkan pemerhati HIV-AIDS Neni Moerniaeni yang mendukung penuh acara tersebut, menawarkan kesempatan bagi semua peserta yang masuk 30 besar untuk mengikuti masa karantina.

Dalam masa karantina yang berlangsung selama 3 hari itu, panitia memberikan pembekalan kepada calon Duta HIV-AIDS. Materinya bukan hanya tentang pengetahuan seputar HIV-AIDS, tapi juga kepribadian, publik speaking dan juga jurnalistik. Peserta juga dilatih dalam hal kekompakan.

Masa karantina yang diisi berbagai materi, ternyata sangat bermanfaat bagi peserta. Dalam waktu yang singkat itu, panitia berhasil membuat peserta lebih kompak dan percaya diri.

Itu terlihat saat malam grand final yang berlangsung Sabtu (25/10) di Gedung Aini Rasyifa. Satu per satu peserta terlihat begitu percaya diri tampil ke atas panggung mengenalkan diri masing-masing. Bahkan, saat nama-nama pemenang Duta HIV-AIDS dibacakan, peserta lainnya langsung berhambur memeluk dan memberikan ucapan selamat kepada mereka yang berhasil terpilih sebagai Duta HIV-AIDS. Hingga acara selesai, peserta dan panitia terlihat masih asyik bercengkrrama. Beberapa diantaranya mengabadikan momen tersebut lewat kamera handphone.

“Terasa sekali kekompakannya. Yang kompak bukan hanya peserta, tapi juga panitia. Sejak masuk karantina, kebersamaan teras banget. Alhamdulillah, acaranya berlangsung sukses," tutur Ramlah, salah seorang panitia Pemilihan Duta HIV-AIDS. 20 besar duta Hiv 2008 adalah:
katagori putri
ARESTIA TANTRIANI
ANISSA ZASKIA PUTRI
ANZALA AZIMA
ANGGRAENI PRATIWI
MIFTAKHUL KHASANAH
MARDIYAHIYAH HUURIIN H. P
RIRI CHAIRYAH
VHENY ALVIONITA
INDRI PRIMADIYANTI
NURINTAN SEKARSARI

KATEGORI PUTRA:
DHANIE NUR CAHYA
ASNA ARFI ROUF HIDAYAT
SETYA BAGUS PRADITA
BIMI PANJI KUMORO
EGIA KAMANDIKA
NOVRY TOMMY LEONARDO ( ME )
MUFLI ALHAFIDY
ANDI BUDRAH SADAM
SEPTIAN ARIF JATMIKO
KEVIN PAMI PRADANA

0 komentar: